NAMA
: LM. RESKY JULIYANTO. S
NPM : 15 630 040
METODE ANALISIS REGRESI BERGANDA
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear
antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel
dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasanya berskala interval atau rasio.
Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Contoh kasus:
Kita mengambil contoh kasus pada uji normalitas, yaitu sebagai berikut:
Seorang mahasiswa bernama Bambang melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan di BEJ.
Bambang dalam penelitiannya ingin mengetahui hubungan antara rasio
keuangan PER dan ROI terhadap harga saham. Dengan ini Bambang
menganalisis dengan bantuan program SPSS dengan alat analisis regresi
linear berganda. Dari uraian di atas maka didapat variabel dependen (Y)
adalah harga saham, sedangkan variabel independen (X1 dan X2) adalah PER
dan ROI.
Data-data yang di dapat berupa data rasio dan ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)
Tahun
Harga Saham (Rp)
PER (%)
ROI (%)
1990
8300
4.90
6.47
1991
7500
3.28
3.14
1992
8950
5.05
5.00
1993
8250
4.00
4.75
1994
9000
5.97
6.23
1995
8750
4.24
6.03
1996
10000
8.00
8.75
1997
8200
7.45
7.72
1998
8300
7.47
8.00
1999
10900
12.68
10.40
2000
12800
14.45
12.42
2001
9450
10.50
8.62
2002
13000
17.24
12.07
2003
8000
15.56
5.83
2004
6500
10.85
5.20
2005
9000
16.56
8.53
2006
7600
13.24
7.37
2007
10200
16.98
9.38
Langkah-langkah pada program SPSS
Ø Masuk program SPSS
Ø Klik variable view pada SPSS data editor
Ø Pada kolom Name ketik y, kolom Name pada baris kedua ketik x1, kemudian untuk baris kedua ketik x2.
Ø Pada kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik Harga Saham,
untuk kolom pada baris kedua ketik PER, kemudian pada baris ketiga ketik
ROI.
Ø Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Ø Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel y, x1, dan x2.
Ø Ketikkan data sesuai dengan variabelnya
Ø Klik Analyze - Regression - Linear
Ø Klik variabel Harga Saham dan masukkan ke kotak Dependent, kemudian
klik variabel PER dan ROI kemudian masukkan ke kotak Independent.
Ø Klik Statistics, klik Casewise diagnostics, klik All cases. Klik Continue
Ø Klik OK, maka hasil output yang didapat pada kolom Coefficients dan Casewise diagnostics adalah sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2
Y’ = 4662,491 + (-74,482)X1 + 692,107X2
Y’ = 4662,491 - 74,482X1 + 692,107X2
Keterangan:
Y’ = Harga saham yang diprediksi (Rp)
a = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi
X1 = PER (%)
X2 = ROI (%)
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Konstanta sebesar 4662,491; artinya jika PER (X1) dan ROI (X2)
nilainya adalah 0, maka harga saham (Y’) nilainya adalah Rp.4662,491.
- Koefisien regresi variabel PER (X1) sebesar -74,482; artinya jika
variabel independen lain nilainya tetap dan PER mengalami kenaikan 1%,
maka harga saham (Y’) akan mengalami penurunan sebesar Rp.74,482.
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara PER
dengan harga saham, semakin naik PER maka semakin turun harga saham.
- Koefisien regresi variabel ROI (X2) sebesar 692,107; artinya jika
variabel independen lain nilainya tetap dan ROI mengalami kenaikan 1%,
maka harga saham (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar Rp.692,107.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara ROI
dengan harga saham, semakin naik ROI maka semakin meningkat harga saham.
Nilai harga saham yang diprediksi (Y’) dapat dilihat pada tabel Casewise
Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan Residual (unstandardized
residual) adalah selisih antara harga saham dengan Predicted Value, dan
Std. Residual (standardized residual) adalah nilai residual yang telah
terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0 maka model regresi semakin
baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya semakin menjauhi 0 atau lebih
dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model regresi dalam melakukan
prediksi).
A. Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih
variabel independen (X1, X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara
serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi
antara variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap
variabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin
mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya
nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00 - 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut:
Tabel. Hasil analisis korelasi ganda
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0,879. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara PER dan ROI
terhadap harga saham.
B. Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1,
X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini
menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen yang
digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen.
R2sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh
yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau
variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan
sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka
prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen
terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel
dependen.
Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut:
Tabel. Hasil analisis determinasi
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,772
atau (77,2%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh
variabel independen (PER dan ROI) terhadap variabel dependen (harga
saham) sebesar 77,2%. Atau variasi variabel independen yang digunakan
dalam model (PER dan ROI) mampu menjelaskan sebesar 77,2% variasi
variabel dependen (harga saham). Sedangkan sisanya sebesar 22,8%
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini.
Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai
ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga
negatif. Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari
dua variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.
Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan
model regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi di dapat
nilai 870,80 atau Rp.870,80 (satuan harga saham), hal ini berarti
banyaknya kesalahan dalam prediksi harga saham sebesar Rp.870,80.
Sebagai pedoman jika Standard error of the estimate kurang dari standar
deviasi Y, maka model regresi semakin baik dalam memprediksi nilai Y.
C. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
(X1,X2….Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Signifikan
berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat
digeneralisasikan), misalnya dari kasus di atas populasinya adalah 50
perusahaan dan sampel yang diambil dari kasus di atas 18 perusahaan,
jadi apakah pengaruh yang terjadi atau kesimpulan yang didapat berlaku
untuk populasi yang berjumlah 50 perusahaan.
Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui nilai F seperti pada tabel 2 berikut ini.
Tabel. Hasil Uji F
Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara bersama-sama terhadap harga saham.
Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara bersama-sama terhadap harga saham.
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Menentukan F hitung
Berdasarkan tabel diperoleh F hitung sebesar 25,465
4. Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 (jumlah
variabel–1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlah
kasus dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F
tabel sebesar 3,683 (Lihat pada lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel
dengan cara pada cell kosong ketik =finv(0.05,2,15) lalu enter.
5. Kriteria pengujian
- Ho diterima bila F hitung < F tabel
- Ho ditolak bila F hitung > F tabel
6. Membandingkan F hitung dengan F tabel.
Nilai F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho ditolak.
7. Kesimpulan
Karena F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho
ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara price earning
ratio (PER) dan return on investmen (ROI) secara bersama-sama terhadap
terhadap harga saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa PER
dan ROI secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan di BEJ.
D. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen (X1, X2,…..Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (Y).
Dari hasil analisis regresi output dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel. Uji t
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Pengujian koefisien regresi variabel PER
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga saham.
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga saham
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%
3. Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar -1,259
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlah kasus
dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar
2,131 (Lihat pada lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara
pada cell kosong ketik =tinv(0.05,15) lalu enter.
5. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
6. Membandingkan thitung dengan t tabel
Nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho diterima
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho
diterima, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara
PER dengan harga saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa
secara parsial PER tidak berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan di BEJ.
Pengujian koefisien regresi variabel ROI
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga saham
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga saham
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%.
3. Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 5,964
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlah kasus
dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar
2,131.
5. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel £ t hitung £ t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
6. Membandingkan thitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel (5,964 > 2,131) maka Ho ditolak
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (5,964 > 2,131) maka Ho
ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI
dengan harga saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara
parsial ROI berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan di
BEJ.