Rabu, 23 Januari 2019

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM METODOLOGI PENELITIAN


NAMA      : LM. RESKY JULIYANTO. S
NPM          : 15 630 040

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM METODOLOGI PENELITIAN

A.  Teknik Pengambilan Sampel Nonprobability Sampling
Pengertian nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk di pilih menjadi sampel. Teknik sampling nonprobability ini meliputi: sampling sistematis, sampling kuota sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, snowball  samping.

1.    Samping Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah di beri nomor urut. Contoh sampling sistematis, anggota populasi itu di beri nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat di lakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang di ambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.

2.    Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang di inginkan. Contoh sampling kuota, akan melakukan penelitian tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang di tentukan 300 orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 300 orang tersebut, maka penelitian di pandang belum selesai. Bila pengumpulan data di lakukan secara kelompok yang terdiri atas 3 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok yang terdiri atas 3 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel atau 3 orang tersebut harus dapat mencari data dari 300 anggota sampel.



3.    Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat di gunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

4.    Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh purposive sampling, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok di gunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

5.    Sampling Jenuh (Sensus)
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi di gunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

6.    Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang  sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel  ini belum merasa lengkap terhadap data yang di berikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan Snowball. Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive sampling dan snowball sampling.

B.  Teknik Pengambilan Sampel Probability Sampling
Cara Pengambilan Sampel dengan Probabilitas Sampling ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi, klaser, dan sistematis.

1.    Sampling Acak
Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut  termasuk di antaranya, random sampling atau teknik acak. Apapun namanya teknik ini sangat popular dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini secara teoretis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi.
Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisioanal maupun dengan menggunakan tabel random.

a.    Cara Tradisional
Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat dilkukandengan langkah-langkah seperti berikut:
1)      Tentukan jumlah populsi yang dapat di temui
2)       Daftar semua anggota dalam populasi
3)       Masukkan dalam kontak yang telah diberi lubang penarikan
4)      Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat
5)      Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian
6)      Lakukan terus sampai jumlah yang di inginkan dapat dicapai.

b.    Menggunakan Tabel Acak
Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek yang dihasilkan oleh computer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh computer.

Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel dengan langkah sebagai berikut:
1)      Identifikasi jumlah total populasi
2)      Tentukan jumlah sampel yang diinginkan
3)      Daftar semua anggota dengan nomor kode yang di minta, misalnya 000-029 untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi 100 orang
4)      Pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakan penunjuk pada angka yang ada dalam tabel
5)      Pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari akhir saja
6)      Jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam sampel. Sebagai contoh, jika populasinya berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel. Sebaliknya jika populasinya hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk sebagai individu sampel
7)      Gerakan petunjuk dalam kolom atau angka lain
8)      Ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang di inginkan tercapai
9)      Ketika jumlah sampel yang di inginkan telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi dalam kelompok control dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian.

Contoh memiih sampel dengan sampling acak: seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang di inginkan adalah 10% dari populasi. Dia ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk memilih sampel sebagai berikut.
Populasi yang jumlahnya 600 orang diidentifikasi. Sampel yang di inginkan 10% X 600 = 60 orang. Populasi di daftar dengan di berikan kode dari 000-599. Tabel acak yang berisi angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data sepanjang kolom atau baris dari tabel.
Misalnya di peroleh sederet angka seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899 oleh karena jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu 058 dan 278. Coba langkah di sampai di peroleh semua jumlah 60 responden.

2.    Teknik Stratifikasi
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas. Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi kelompok perempuan. Di masyarakat, populasi dapat beruba kelompok masyarakat, populasi dapat berupa kelompok masyarakat. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili, jika di gunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpililh sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak mewakili karena tidak muncul dalam proses pemilihan.

Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus di gunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi yang ada.
Seperti halnya teknik memilih sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah-langkah untuk menetukan sampel yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dapat di lihat seperti berikut:
1)      Identifikasi jumlah total populasi.
2)      Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang di miliki.
3)      Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di ata.
4)      Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada sampai jumlah sampel dapat dicapai.

Contoh menetukan sampel dengan teknik stratifikasi seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang di inginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin memilih sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi. Terangkan langkah-langkah guna mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut. Jawabannya adalah sebagai berikut. Jumlah total  populasi 900 orang. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor 000-899. Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis terdiri 300 orang. Undilah sampel yang diinginkan 30% X 900 = 270 orang. Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang. Untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam tabel acak. Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek. Lakukan langkah 6 dan 7 untuk lapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang.

3.    Teknik Klaster
Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika di bandingkan dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau cluster  samping ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih berdasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok  subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering di gunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian.
Memilih sampel dengan menggunakan teknik klaster ini menggunakan teknik klaster ini mempunyai beberapa langkah seperti berikut:
1)      Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi .
2)      Tentukan besar sampel yang di inginkan.
3)      Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster.
4)      Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster.
5)      Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jumlah sampel dengan jumlah klaster yang ada.
6)      Secara random, pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaster.
7)      Jumlah sampel adalah jumlah klaster di kalikan jumlah anggota populasi perklaster.

Contoh terapan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klaster. Misalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 3.000 guru dalam 100 sekolah yang ada. Sampel yang di inginkan adalah 300 orang. Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster dengan sekolah sebagai dasar penentuan logis klasteryang ada. Bagaimanakah langkah menetukan sampel tersebut?
Jawabannya adalah sebagai berikut. Total populasi adalah 3.000 orang. Jumlah sampel yang diinginkan 300 orang orang. Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 100. Dalam poplasi, setiap sekolah adalah 3.000/100 = 30 guru setiap sekolah. Jumlah klaster yang ada adalah 300/30 = 10. Oleh karena itu, 10 sekolah dipilih secara random. Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan.

4.    Teknik Secara Sistematis
Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic sampling. Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan sampel pada setiap 1/k, dimana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat yang perlu di perhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi yang di daftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode menggunakan teknik sistematis juga dapat di terapkan, walaupun mungkin saja terjadi bahwa suatu nama seperti nama yang berawalan su, sri dalam bahasa Indonesia akan terjadi pengumpulan nama dalam awalan tersebut. Sisternatis proporsional k dapat memilih dengan baik.


5.    Teknik Obsevasi Lapangan Khusus
Untuk penelitian di lokasi tambang pengumpulan data penelitian teknik ini di lakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Mengamati tidak hanya melihat, melainkan merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di lapangan. Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi partisipasi) yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala- gejala pada objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian,dan observasi tidak langsung (obsevasi non partisipasi) yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara langsung di lapangan. Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut:
1)      Membuat catatan anekdot (anecdotal record), yaitu catatan informal yang digunakan padawaktu melakukan observasi. Catatan ini berisi fenomena atau peristiwa yang terjadi saat observasi.
2)      Membuat daftar cek (checklist), yaitu daftar yang berisi catatansetiap factor secara sistematis. Daftar cek ini biasanya dibuat sebelum observasi dan sesuai dengan tujuan observasi.
3)      Membuat skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian secara bertingkat untuk mengamati kondisi data secara kualitatif.

Mencatat dengan menggunakan alat (mechanical device), yaitu pencatatan yang dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan alat, misalnya slide, kamera, komputer, dan  alat perekam suara. Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan data yang formal. Bukti observasi  sering kali bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topic yang akan diteliti. Observasi seringkali bermaanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topic yang akan diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman konteks maupun fenomena yang akan di teliti. Observasi tersebut bisa begitu berharga sehingga peneliti bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus untuk menambah keabsahan penelitian.(Dabbs,1996:113).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar