NAMA
: LM. RESKY JULIYANTO. S
NPM
: 15 630 040
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM METODOLOGI
PENELITIAN
A. Teknik
Pengambilan Sampel Nonprobability Sampling
Pengertian nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk di pilih menjadi
sampel. Teknik sampling nonprobability ini meliputi: sampling sistematis,
sampling kuota sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh,
snowball samping.
1. Samping
Sistematis
Sampling sistematis
adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah di beri nomor urut. Contoh sampling sistematis, anggota populasi itu di
beri nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat di lakukan dengan
mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,
misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang di ambil sebagai
sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling
Kuota
Sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah kuota yang di inginkan. Contoh sampling kuota, akan melakukan
penelitian tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang di tentukan 300 orang, jika
pengumpulan data belum memenuhi kuota 300 orang tersebut, maka penelitian di
pandang belum selesai. Bila pengumpulan data di lakukan secara kelompok yang
terdiri atas 3 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok yang terdiri
atas 3 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus harus dapat
menghubungi 100 orang anggota sampel atau 3 orang tersebut harus dapat mencari
data dari 300 anggota sampel.
3. Sampling
Insidental
Sampling insidental
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat di gunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
4. Purposive
Sampling
Purposive sampling
adalah teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh purposive
sampling, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel
sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok di
gunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan
generalisasi.
5. Sampling
Jenuh (Sensus)
Sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi di gunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil.
6. Snowball
Sampling
Snowball sampling
adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang
di berikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan
dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif
banyak menggunakan sampel purposive dan Snowball. Contohnya akan meneliti siapa
provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive sampling dan
snowball sampling.
B. Teknik
Pengambilan Sampel Probability Sampling
Cara Pengambilan Sampel
dengan Probabilitas Sampling ada empat macam teknik pengambilan sampel yang
termasuk dalam teknik pengambilan sampel dengan probabilitas sampling. Keempat
teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi, klaser, dan sistematis.
1. Sampling
Acak
Ada beberapa nama untuk
menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut termasuk di antaranya, random sampling atau
teknik acak. Apapun namanya teknik ini sangat popular dan banyak dianjurkan
penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini secara teoretis,
semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan
sampel, satu hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa
perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah responden yang ada dalam
populasi.
Teknik memilih secara
acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisioanal maupun dengan
menggunakan tabel random.
a. Cara
Tradisional
Cara tradisional ini
dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat
dilkukandengan langkah-langkah seperti berikut:
1)
Tentukan jumlah populsi yang dapat di
temui
2)
Daftar semua anggota dalam populasi
3)
Masukkan dalam kontak yang telah diberi lubang
penarikan
4)
Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat
lubang pengeluaran yang telah dibuat
5)
Nomor anggota yang keluar adalah mereka
yang ditunjuk sebagai sampel penelitian
6)
Lakukan terus sampai jumlah yang di
inginkan dapat dicapai.
b. Menggunakan
Tabel Acak
Pada cara kedua ini,
proses pemilihan subjek yang dihasilkan oleh computer dan telah diakui
manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom
dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh computer.
Dengan menggunakan
tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel dengan
langkah sebagai berikut:
1)
Identifikasi jumlah total populasi
2)
Tentukan jumlah sampel yang diinginkan
3)
Daftar semua anggota dengan nomor kode
yang di minta, misalnya 000-029 untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau
00-99 untuk jumlah populasi 100 orang
4)
Pilih secara acak (misalnya tutup mata)
dengan menggunakan penunjuk pada angka yang ada dalam tabel
5)
Pada angka-angka yang terpilih, lihat
hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit
dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua
digit dari akhir saja
6)
Jika angka dikaitkan dengan angka
terpilih untuk individual dalam sampel. Sebagai contoh, jika populasinya
berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel.
Sebaliknya jika populasinya hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk
sebagai individu sampel
7)
Gerakan petunjuk dalam kolom atau angka
lain
8)
Ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah
sampel yang di inginkan tercapai
9)
Ketika jumlah sampel yang di inginkan
telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi dalam kelompok control
dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian.
Contoh memiih sampel
dengan sampling acak: seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap
para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK ternyata jumlahnya 600
orang. Sampel yang di inginkan adalah 10% dari populasi. Dia ingin menggunakan
teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk
memilih sampel sebagai berikut.
Populasi yang jumlahnya
600 orang diidentifikasi. Sampel yang di inginkan 10% X 600 = 60 orang.
Populasi di daftar dengan di berikan kode dari 000-599. Tabel acak yang berisi
angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data sepanjang
kolom atau baris dari tabel.
Misalnya di peroleh
sederet angka seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899 oleh karena
jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu 058 dan
278. Coba langkah di sampai di peroleh semua jumlah 60 responden.
2. Teknik
Stratifikasi
Dalam penelitian
pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi
populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan
karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas. Mereka juga dapat
dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi kelompok perempuan. Di
masyarakat, populasi dapat beruba kelompok masyarakat, populasi dapat berupa
kelompok masyarakat. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak
terwakili, jika di gunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok
terlalu banyak yang terpililh sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak
mewakili karena tidak muncul dalam proses pemilihan.
Teknik yang paling
tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara
stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus di gunakan sejak awal, ketika
peneliti mengetahui bahwa bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota
yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan
lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan
menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi
ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi yang ada.
Seperti halnya teknik memilih sampel
secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah-langkah untuk menetukan
sampel yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dapat di lihat seperti
berikut:
1)
Identifikasi jumlah total populasi.
2)
Daftar semua anggota yang termasuk
sebagai populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang di miliki.
3)
Pilih sampel dengan menggunakan prinsip
acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di ata.
4)
Lakukan langkah pemilihan pada setiap
lapisan yang ada sampai jumlah sampel dapat dicapai.
Contoh menetukan sampel
dengan teknik stratifikasi seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu
populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang di inginkan adalah 10%
dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang
mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin memilih
sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi. Terangkan langkah-langkah guna
mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut. Jawabannya
adalah sebagai berikut. Jumlah total populasi
900 orang. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor
000-899. Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis terdiri 300
orang. Undilah sampel yang diinginkan 30% X 900 = 270 orang. Setiap lapis mempunyai
anggota 90 orang. Untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam tabel
acak. Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil
dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek. Lakukan langkah 6 dan 7
untuk lapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang.
3. Teknik
Klaster
Teknik klaster
merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip
probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika di bandingkan dengan
kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau cluster samping ini memilih sampel bukan didasarkan
pada individual, tetapi lebih berdasarkan pada kelompok, daerah, atau
kelompok subjek yang secara alami
berkumpul bersama. Teknik klaster sering di gunakan oleh para peneliti di
lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini,
mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang
menjadi subjek atau objek penelitian.
Memilih sampel dengan
menggunakan teknik klaster ini menggunakan teknik klaster ini mempunyai
beberapa langkah seperti berikut:
1)
Identifikasi populasi yang hendak
digunakan dalam studi .
2)
Tentukan besar sampel yang di inginkan.
3)
Tentukan dasar logika untuk menentukan
klaster.
4)
Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang
ada pada setiap klaster.
5)
Daftar semua subjek dalam setiap klaster
dengan membagi antara jumlah sampel dengan jumlah klaster yang ada.
6)
Secara random, pilih jumlah anggota
sampel yang diinginkan untuk setiap klaster.
7)
Jumlah sampel adalah jumlah klaster di
kalikan jumlah anggota populasi perklaster.
Contoh terapan
pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klaster. Misalkan seorang peneliti
hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 3.000 guru dalam 100
sekolah yang ada. Sampel yang di inginkan adalah 300 orang. Cara yang digunakan
adalah teknik sampel secara klaster dengan sekolah sebagai dasar penentuan
logis klasteryang ada. Bagaimanakah langkah menetukan sampel tersebut?
Jawabannya adalah
sebagai berikut. Total populasi adalah 3.000 orang. Jumlah sampel yang
diinginkan 300 orang orang. Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya
ada 100. Dalam poplasi, setiap sekolah adalah 3.000/100 = 30 guru setiap
sekolah. Jumlah klaster yang ada adalah 300/30 = 10. Oleh karena itu, 10
sekolah dipilih secara random. Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama
dengan jumlah sampel yang diinginkan.
4. Teknik
Secara Sistematis
Teknik memilih sampel
yang keempat adalah teknik sistematis yang keempat adalah teknik sistematis
atau systematic sampling. Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip
proporsional. Caranya ialah dengan menentukan sampel pada setiap 1/k, dimana k
adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat
yang perlu di perhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar atau list semua
anggota populasi yang di daftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode
menggunakan teknik sistematis juga dapat di terapkan, walaupun mungkin saja
terjadi bahwa suatu nama seperti nama yang berawalan su, sri dalam bahasa
Indonesia akan terjadi pengumpulan nama dalam awalan tersebut. Sisternatis
proporsional k dapat memilih dengan baik.
5. Teknik
Obsevasi Lapangan Khusus
Untuk penelitian di
lokasi tambang pengumpulan data penelitian teknik ini di lakukan dengan cara
melakukan pengamatan langsung di lapangan. Mengamati tidak hanya melihat,
melainkan merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di
lapangan. Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi
partisipasi) yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan
gejala- gejala pada objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian,dan
observasi tidak langsung (obsevasi non partisipasi) yaitu pengumpulan data
melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara
langsung di lapangan. Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi adalah
sebagai berikut:
1)
Membuat catatan anekdot (anecdotal
record), yaitu catatan informal yang digunakan padawaktu melakukan observasi.
Catatan ini berisi fenomena atau peristiwa yang terjadi saat observasi.
2)
Membuat daftar cek (checklist), yaitu
daftar yang berisi catatansetiap factor secara sistematis. Daftar cek ini
biasanya dibuat sebelum observasi dan sesuai dengan tujuan observasi.
3)
Membuat skala penilaian (rating scale),
yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian secara bertingkat untuk
mengamati kondisi data secara kualitatif.
Mencatat dengan
menggunakan alat (mechanical device), yaitu pencatatan yang dilakukan melalui
pengamatan dengan menggunakan alat, misalnya slide, kamera, komputer, dan alat perekam suara. Observasi tersebut dapat
terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan data yang formal. Bukti
observasi sering kali bermanfaat untuk
memberikan informasi tambahan tentang topic yang akan diteliti. Observasi
seringkali bermaanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topic yang
akan diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman
konteks maupun fenomena yang akan di teliti. Observasi tersebut bisa begitu
berharga sehingga peneliti bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus
untuk menambah keabsahan penelitian.(Dabbs,1996:113).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar